Tahap Perkembangan Remaja – Soetjiningsih mengklasifikasikan masa remaja menjadi tiga tahap perkembangan berikut.
1. Remaja Awal (Early Adolescent)
Remaja awal adalah mereka yang berusia antara 12-15 tahun. Pada tahap ini, remaja mengalami perubahan fisik seperti pertumbuhan payudara, bulu ketiak dan alat kelamin, suara yang berat, serta perubahan bentuk pinggul. Selain itu, pikiran remaja juga mengalami perubahan seperti merasakan cinta monyet, mudah terangsang secara erotis, emosi yang tidak stabil, dan sebagainya.
2. Remaja Madya (Middle Adolescent)
Tahap kedua adalah remaja madya yang berusia antara 15-18 tahun. Pada tahap ini, remaja membutuhkan teman sebaya dan menginginkan pengakuan dari mereka. Mereka juga cenderung mencintai diri sendiri dan memilih teman yang sejalan dengan cara berpikir dan gaya hidup mereka. Selain itu, remaja pada tahap ini sering mengalami kebingungan dalam menghadapi pilihan-pilihan dalam hidup, seperti menjadi peka atau tidak peduli, optimis atau pesimis, sendiri atau bersama orang lain, materialistis atau idealis, dan lain-lain.
3. Remaja Akhir (Late Adolescent)
Remaja akhir adalah mereka yang berusia antara 18-21 tahun. Dari tahapan ini, Para remaja akan mulai memasuki masa-masa dewasa. Beberapa ciri yang di tandai pada tahap ini adalah minat yang mantap terhadap fungsi intelek, keinginan untuk bersatu dengan orang lain dan mencari pengalaman baru, identitas seksual yang sudah terbentuk, perubahan dari egosentrisme menjadi keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain, serta terbentuknya “dinding” yang memisahkan diri pribadi.
Perubahan Fisik Remaja Dan Tahap Perkembangan Pada Remaja
Fisik remaja mengalami perubahan yang signifikan, terutama dalam perkembangan seksualitas. Ada dua ciri utama yang dapat diamati, yaitu ciri seks primer dan ciri seks sekunder.
1. Ciri-Ciri Seks Primer
Ciri seks primer pada remaja perempuan adalah menstruasi, yang menandakan perkembangan seks primer. Menstruasi terjadi ketika dinding rahim meluruh karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma, dan darah keluar melalui vagina.
2. Ciri-Ciri Seks Sekunder
Ciri seks sekunder pada remaja perempuan meliputi perubahan pada pinggul yang menjadi lebih lebar, putting susu yang membesar, berkembangnya kelenjar susu, payudara yang lebih besar dan bulat, kulit yang lebih kasar dan tebal, pori-pori yang lebih besar, kelenjar lemak dan keringat yang lebih aktif, pertumbuhan otot yang membuat bahu, lengan, dan tungkai terlihat lebih besar dan kuat, serta suara yang lebih penuh dan merdu.
Perubahan Sosial pada Remaja
Remaja juga mengalami perubahan sosial dalam menghadapi kehidupan sosial. Mereka harus belajar beradaptasi dengan berbagai jenis hubungan seperti percintaan, persahabatan, dan lain-lain. Remaja cenderung menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman-teman sebaya mereka.
Pergaulan Dari remaja berpengaruh besar terhadap sikap, pembicaraan, penampilan, minat dan emosi remaja. Misalnya, remaja akan lebih diterima dalam pergaulan jika mereka mengikuti tren fashion terbaru atau gaya hidup remaja pada umumnya, seperti nongkrong di tempat-tempat populer.
Pergaulan remaja juga membentuk kelompok-kelompok sosial yang khas. Ada lima kelompok sosial yang umum ditemui, yaitu teman dekat, kelompok kecil, kelompok besar, kelompok yang terorganisasi, dan kelompok geng. Setiap kelompok memiliki dinamika dan karakteristiknya sendiri.
1. Sahabat Karib
Sahabat karib, juga dikenal sebagai teman dekat, umumnya terdiri dari individu dengan jenis kelamin yang sama. Mereka memiliki minat dan kemampuan yang serupa, dan saling mempengaruhi satu sama lain.
2. Kelompok Kecil
Kelompok kecil sering kali terdiri dari teman-teman dekat. Meskipun cenderung terdiri dari individu dengan jenis kelamin yang sama, tidak jarang juga terdapat perbedaan jenis kelamin di dalamnya.
3. Kelompok Besar
Kelompok besar terdiri dari gabungan teman dekat dan kelompok kecil. Mereka berkumpul karena memiliki minat yang sama, seperti kencan dan pesta. Karena jumlah anggota remaja yang banyak, minat mereka menjadi lebih beragam. Dalam kelompok ini, terdapat jarak sosial yang lebih besar antara anggotanya.
4. Kelompok Terorganisasi
Kelompok terorganisasi biasanya di awasi dan di bimbing oleh orang dewasa. ini di bentuk oleh sekolah, organisasi masyarakat, pemerintah, atau lembaga lainnya untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja. Anggota kelompok ini memiliki minat yang sama dalam bidang tertentu.
5. Kelompok Geng
Kelompok geng terbentuk karena rasa kekecewaan karena tidak dapat masuk ke dalam kelompok besar atau ketidakpuasan terhadap kelompok terorganisasi. Mereka terdiri dari individu yang serupa dan memiliki keinginan untuk mengekspresikan penolakan terhadap teman-teman mereka melalui sikap dan perilaku anti-sosial.
Bagi yang Menyukai bermain slot atau togel 4D bisa langsung daftar disini
LIMATOGEL.